Setiap manusia adalah pelaku perubahan, dan sebaik-baik pelaku perubahan adalah pelaku perubahan yang dapat bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan
Kamis, 18 Juli 2013
Ajarkan anak
Ajarkan anak untuk mengerti dan mengabdi
Ajarkan anak untuk menghormati
Ajarkan anak untuk berbakti
Ajarkan anak untuk mengerti dan mengabdi
Selasa, 16 Juli 2013
" YA ALLAH JAGAKAN DIA UNTUKKU "
" YA ALLAH JAGAKAN DIA UNTUKKU "
YA ALLAH..
Berilah dia yang aku cinta kekuatan, untuk menghadapi hidupnya..
Berikan dia yang aku sayang kesabaran,untuk menjalani semuanya..
Berikan dia yang aku kasihi ketabahan,agar menjadi dewasa..
Berikan dia yang aku puja wawasan yang luas, untuk menjadi lebih kuat..
YA ALLAH..
Tolong jaga dia untukku.
Beri dia kesehatan dan keamanan di manapun dia berada..
Beri dia keceriaan dimanapun dia berada..
Agar senyumnya senantiasa menghiasi wajahnya..
YA ALLAH..
Beri kami kekuatan untuk mengubah apa yang bisa kami ubah..
Jika itu tak bisa kami ubah karena memang sudah ketentuan-MU untuk kami..
Maka berilah kami kekuatan untuk menerima dengan ikhlas keadaan itu..
Dekatkan dia kepada-MU agar senantiasa dia ingat kepada-MU..
YA ALLAH..
Beri dia kesadaran selalu..
Bahwa aku sangat mencintainya..
Dan sangat mencintainya..
Meskipun berat jalan yang kami lalui..
Kuatkan aku YA ALLAH..
Biar aku bisa menghadapi semuanya..
Aamiin ya rabbal'alamiin..
" HARAPAN LELAKI "
" HARAPAN LELAKI "
Θ Aku mendambakan wanita yang SHOLEHAH..
Bukan yang PEMARAH..
Θ Aku mendambakan wanita yang BERAKHLAK MULIA..
Bukan yang RENDAH BUDI PEKERTINYA..
Θ Aku mendambakan wanita yang mampu MENDIDIK..
Bukan yang SUKA MENGHARDIK...
Θ Aku mendambakan wanita yang TABAH..
Bukan yang IMANNYA LEMAH..
Θ Aku mendambakan wanita yang MEMATUHI..
Bukan yang SUKA MENGINGKARI..
Θ Aku mendambakan wanita yang MENGERTI..
Bukan sekedar membaca tanpa MEMAHAMI..
•• Karena kau AMANAH bagiku..
•• Andai diriku tak mampu MENDIDIKMU atau bahkan MEMBIARKANMU..
•• Sungguh berat pertanggungjawabku di AKHIRAT NANTI..
•• Maka setelah janji SUCI TERPATRI..
•• Jagalah perasaanku dengan MEMATUHIKU selama diriku di jalan yang benar..
•• Dan marilah kita SEIRING SEJALAN dalam NAUNGAN RIDHA ILLAHI..
•• Dengan mematuhi apa yang dititahkan ALLAH dan RASUL-NYA..
" HARAPAN WANITA "
Θ Aku mendambakan lelaki yang bisa MEMIMPIN..
Bukan sekedar MEMERINTAH..
Θ Aku mendambakan lelaki yang bisa MEMEGANG JANJI,.
Bukan yang SUKA MENGINGKARI..
Θ Aku mendambakan lelaki CINTA yang HAKIKI..
Bukan CINTA SEMU yang tak PASTI..
•• Karena aku akan memberi yang TERBAIK..
•• Untuk dirimu yang telah menjadi KEKASIH HALALKU..
•• Oleh karena itu juga jaga pula PERASAANKU,.
•• Sebagaimana diriku menjaga PERASAANMU..
•• Dan SETIALAH terhadap AGAMA KITA..
•• Dengan memegang JANJI SUCI yang terucap dalam BARISAN AKAD yang INDAH...
Hulwah Qanita Raniah
= Wanita yang manis yang mempesona dengan berbakti
Hulwah = Manis
Qanita = Berbakti; taat
Raniah = Mempesona
Senin, 15 Juli 2013
Minggu, 14 Juli 2013
Selasa, 09 Juli 2013
doa sujudku
"Rabbighfirli" - Tuhanku, ampuni aku
"Warhamni" - sayangi aku
"Wajburnii" - tutuplah aib-aibku
"Warfa'nii" - angkatlah derajatku
"Warzuqnii" - berilah aku rezeki
"Wahdinii" - berilah aku petunjuk
"Wa'Aafinii" - sehatkan aku
"Wa'fuannii' - maafkan aku
(Pengajian tanggal 1 Ramadan 1434 H)
Amalan-amalan Utama di Bulan Ramadan
1. Membaca Al-Qur`an.
Al-Qur`an diturunkan pertama kali di bulan Ramadhan. Tidak heran, jika Nabi lebih sering dan lebih banyak membaca Al-Qur`an dibandingkan di bulan-bulan yang lain. Diantara keutamaan membaca al-Qur`an, sabda Rasul SAW:
من قرأ حرفاً من كتاب الله فله حسنةٌ، والحسنة بعشر أمثالها لا أقول: ألم حرفٌ، ولكن: ألفٌ حرفٌ، ولامٌ حرفٌ، وميمٌ حرفٌ رواه الترمذي
“Barangsiapa membaca satu huruf dari al-Qur`an baginya satu pahala dan kebaikan itu digandakan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak bermaksud mengatakan ‘Alif Laam Miim” satu huruf. Tapi, alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf berikutnya. (HR. Turmudzi)
2. Memperbanyak Sedekah
Islam adalah agama yang mengajak dan menganjurkan orang untuk suka memberi, berbuat kebaikan dan mengamalkan kebajikan. Bulan ramadan bukan saja sebagai bulan ibadah individual tapi juga bulan yang berdimensi sosial.
Rasulullah jika telah masuk bulan Ramadan kedermawanannya semakin luar biasa. Sahabat menggambarkan keringanan tangan nabi melebihi kecepatan hembusan angin.
3. Memberi Buka pada Orang yang Berpuasa.
Rasulullah SAW bersabda:
من فطر صائماً، كان له مثل أجره، من غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيءٌ.رواه الترمذي
“Barangsiapa memberikan makanan berbuka kepada orang berpuasa maka baginya pahala serupa yang diberikan kepada orang yang berpuasa. Hanya saja pahala orang yang berpuasa tidak terkurangai sedikit pun.” (HR. Turmudzi)
4. Melaksanakan Qiyamul Lail
Rasulullah SAW bersabda :
من قام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه متفقٌ عليه
“Barangsiapa melaksanakan qiyamul lail (salat tarawih) karena iman dan mengarapa pahala, maka dosanya yang telah lewat diampuni.” (HR. Bukhari-Muslim).
5. Melaksanakan Ibadah Umrah
Rasulullah SAW bersabda:
عُمْرَةٌ في رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةً - أَوْ حَجَّةً مَعِي متفقٌ عَلَيْهِ
“Menunaikan ibadah umar di bulan Ramadan (pahalanya) menyamai haji. Atau dikatakan, “Haji bersamaku.” (HR Bukhari-Muslim)
6. Mencari Lailatul Qadar
Malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir adalah saat-saat malam di mana kita menunggu kedatangan lailatul qadar, maka kita buru salah satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam lailatul qadar. Rasulullah SAW bersabda:
من قام ليلة القدر إيماناً واحتساباً، غفر له ما تقدم من ذنبه. متفقٌ عليه
“Barangsiapa mengerjakan qiyamul lail pada Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan pengharapan, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu…” (HR. Bukhari)
Senin, 08 Juli 2013
LAHIR DAN BATINKU UNTUK RAMADHAN
-Aku berniat menjaga lisanku Dari perkataaan yang buruk mulai sekarang
-Aku berniat menjaga telingaku dari hal yang Buruk mulai dari sekarang
-Aku berniat Menjaga Hidung Dari Hal yang Makruh mulai dari sekarang
-Aku berniat Akanku Jaga Hatiku dari perasaan dan sangkaan buruk Mulai sekarang
-Aku berniat Menjaga tanganKu Dari sesuatu yang Haram dari sekarang
-Aku berniat Menjaga Mataku Dari yang Haram mulai Dari sekarang
"Aku berniat Menyambut Bulan Suci Ramadhan Lahir Dan Batin Dengan Penuh Keimanan"
"MARHABAN YA RAMADHAN"
✽ SEUNTAI NASEHAT UNTUK WANITA ✽
❥ Jadilah wanita yg penyayang & lembut ,
jangan menjadi wanita yg
kasar dan keras.
❥ JadIlah wanita yg berwajah berseri & selalu
tersenyum , jangan menjadi
wanita yg bermuka masam dan selalu
cemberut.
❥ Jadilah wanita yg bijaksna & sabar , jangan
menjadi wanita yg plin-plan
dan temperamental.
❥ Jadilah seorang ibu yg menghangatkan dan
janganlah menjadi wanita yg
dingin hingga dijauhi.
❥ Jadilah wanita yg dicintai & dirindukan ,
jangan menjadi wanita yg lalai
dan dilalaikn.
❥ Jadilah wanita mukminah & pandai
bersyukur , jangan menjadi wanita
kafir dan kufur.
❥ Jadilah wanita pencemburu yg dicintai dan
jangan menjadi wanita
pencemburu yg menghancurkan.
❥ Jadilah wanita pengatur rumah tangga yg
qana'ah dan janganlah
menjadi wanita yg mubadzir.
❥ Jadilih wanita penghuni surga dan janganlah
pernah menjadi wanita
penghuni neraka.
❥ Jadilah sahabat wanita yg dicintai dan
janganlah menjadi musuh yang
dibenci.
❥ Jadilah wanita yg pendiam & lemah-
lembut , jangan menjadi wanita yg
cerewet dan kasar.
❥ Jadilah wanita seperti wanita yg ALLAH
suka melihatnya dan janganlah
menjadi wanita seperti wanita yg setan suka
melihatnya.
□ 13 SIFAT SUAMI YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM KELUARGA □
1). Ia senantiasa mengajak isterinya untuk
menjadi wanita yang selalu beriman dan
bertakwa kepada-Nya.
2). Ia senantiasa berusaha menjadikan rumah
sebagai surga bagi isteri dan anak-anaknya.
3). Ia senantiasa berusaha untuk
bertanggungjawab atas segala kebutuhan
nafkah isteri dan anaknya dengan rezeki yang
halal.
4). Ia senantiasa membimbing isterinya
menjadi seorang isteri yang selalu taat kepada
suami.
5). Ia senantiasa bersikap ramah dan
penyayang kepada isteri dan anak-anaknya.
6). Ia selalu menjaga cinta dan kasih
sayangnya hanya kepada isterinya. Pantang
baginya untuk mudah berpaling kepada wanita
lain.
7). Ia senantiasa berusaha untuk menasehati
isterinya di saat khilaf dan berbuat kesalahan.
Dan tak segan-segan ia memaafkannya.
8). Ia senantiasa berusaha bersabar dalam
menyikapi (misalnya) sifat buruk isterinya. Ia
dengan telaten akan mengarahkannya untuk
berubah menjadi lebih baik.
9). Ia senantiasa berusaha untuk lebih
mengingat kebaikan isterinya dibanding
dengan mengungkit-ungkit keburukannya.
10). Ia senantiasa berusaha menyelesaikan
setiap permasalahan rumah tangga dengan
sebaik-baiknya dan tak mudah
menceritakannyakepada orang lain.
11). Ia senantiasa berusaha menjadi
pemimpin yang baik dan bijak serta menjadi
contoh yang baik bagi isteri dan anak-
anaknya.
12). Ia selalu punya waktu untuk berkumpul
santai bersama isteri dan anak-anaknya.
13). Dan ia tidak merasa berat hati untuk
memberi maaf kepada isterinya jika berbuat
khilaf, serta tidak merasa rendah diri untuk
meminta maaf kepada isterinya jika ia berbuat
khilaf.
————————◇———————
♥| Semoga Laki-Laki Yang Komen “
INSYAALLAH” Dialah yang memiliki Sifat
Tersebut .
♥| Dan Wanita Yang Menyempatkan Untuk
Berkomentar “ Aamiin” Semoga Ukhty lah yang
akan mendapat Lelaki itu.
Aamiin Yaa Robbal'Alamin,,,,,,
Minggu, 07 Juli 2013
Hukum Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan itu wajib bagi setiap muslim
yang baligh (dewasa), berakal, dalam keadaan
sehat, dan dalam keadaan mukim (tidak
melakukan safar/perjalanan jauh).
Yang menunjukkan bahwa puasa Ramadhan
adalah wajib yaitu firman Allah ta’ala,
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.” (QS. Al Baqarah [2] : 183)
Hal ini dapat dilihat pula pada pertanyaan
seorang Arab Badui kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Orang Badui ini datang
menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam keadaan berambut kusut, kemudian dia
berkata kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Beritahukan aku mengenai puasa yang
Allah wajibkan padaku.” Kemudian Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“(Puasa yang wajib bagimu adalah) puasa
Ramadhan. Jika engkau menghendaki untuk
melakukan puasa sunnah (maka lakukanlah).”
(HR. Bukhari)
Dan kaum muslimin juga telah sepakat tentang
wajibnya puasa ini dan sudah ma’lum minnad
dini bidhoruroh yaitu seseorang akan kafir jika
mengingkari wajibnya hal ini. Puasa ramadhan
ini tidak gugur bagi orang yang telah dibebani
syariat kecuali apabila terdapat ‘udzur
(halangan). Di antara ‘udzur sehingga
mendapatkan keringanan dari agama ini untuk
tidak berpuasa adalah orang yang sedang
bepergian jauh (safar), sedang sakit, orang
yang sudah berumur lanjut (tua renta) dan
khusus bagi wanita apabila sedang dalam
keadaan haid, nifas, hamil atau menyusui.
(Lihat Shohih Fiqh Sunnah, II/89, 118-127)
PESANTREN RAKYAT, NU DAN POLITIK KEBANGSAAN
PESANTREN RAKYAT, NU DAN POLITIK KEBANGSAAN
Oleh: Asep Suriaman )*
Model Pendidikan Islam dan Pemberdayaan dengan pendekatan Multi Level Strategi ini pertama kali di gagas oleh Ust. Abdullah Sam, S.Psi dari Sumberpucung Malang ( beliau sekaligus pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin ), Pesantren Rakyat cocok sekali didirikan dimana dan kapan saja, selama ada rakyat maka layak di situ berdiri Pesantren Rakyat.
"Islam itu agama yang besar. Indonesia negara yang Besar. NU bertugas menjaga, melestarikan dan memurnikan kebesaran Islam dan kebesaran Indonesia." Demikian ungkapan yang disampaikan Prof. Dr. KH. Sa'id Aqil Siradj.
Bila kita mencerna secara mendalam, ungkapan sang Profesor yang kini menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut kita akan menangkap pesan bahwa tugas NU, baik secara jam'iyyah (organisasi atau kelembagaan) maupun jamaah (personal) sangat besar dan berat. Tugas tersebut adalah mengawal dan mengembangkan kebesaran Islam di negara besar Indonesia. Tugas berat itu salah satunya bias melalui pendidikan di Pesantren Rakyat.
NU bertugas membumikan Islam yang secara formal dipeluk oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Tugas NU memproyeksikan dan mentransformasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Membumikan Islam dalam konteks dakwah perjuangan NU tanpa harus merelokasi atau bahkan menggerus nilai-nilai kultural yang tumbuh dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat. Karena nilai-nilai kultural, kearifan (local wisdom), dan keunikan lokal (local genius) yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat banyak yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, seperti tolong-menolong, gotong-royong, kebersamaan, bersedekah dengan berkumpul mengundang sanak saudara dan tetangga dan sebagainya, sebagai mana yang sudah di terapkan di Pesantren Rakyat. NU berkewajiban memasukkan nilai-nilai moral-spiritual Islam kedalam nilai kulutral masyarakat. Seperti perjuangan para Waliyullah dalam mengembangkan dan mensyiarkan Islam di tanah Jawa.
Perjuangan dalam mengembangkan dakwah Islamiyah, agar ia berjalan efektif, maksimal dan optimal tentunya membutuhkan strategi. Srategi ini ditempuh dan dikembangkan melalui berbagai lini, termasuk politik. Meskipun Khittah NU melarang ikut politik praktis. Politik dalam konteks perjuangan NU adalah politik dakwah dan politik kebangsaan, bukan politik praktis yang saat ini sedang ramai dan di ikuti oleh segelintir oknum yang mengatasnamakan dirinya warga NU tulen yang hanya untuk mencari kemenangan dan kepuasan syahwat kekuasaan dan jabatan. Namun demikian, tidak jarang NU secara jam'iyah (terlebih dalam skala kecil seperti PCNU), apalagi jamaahnya terjebak dalam tarik ulur kepentingan politik, terjerembab dalam arus kepentingan demi kekuasaan, jabatan dan prestise.
Tidak jarang kader NU mendompleng NU demi untuk mendulang dukungan dan mengais simpati agar terpilih untuk menduduki jabatan tertentu, ataupun mendorong jama’ahnya untuk mendukung salah satu pasangan calon, misalnya didalam urusan pesta demokrasi seperti Pilkada, Pilgub dll. Mereka menggunakan nama NU dan mengatasnamakan NU untuk kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok. Kader atau jamaah NU yang demikian sesungguhnya ia telah ber-NU untuk politik. Artinya, ia menggunakan institusi dan mengeksploitasi jamaah NU untuk memenuhi kepentingan politik pribadinya atau kelompok tertentu.
Tindakan di atas tentunya berlawanan dan mereduksi khittah politik NU yang menekankan pada politik dakwah dan kebangsaan. Bukan politik kelompok atau golongan tertentu, terlebih untuk individu. Politik kebangsaan lebih mengutamakan kepentingan bersama, menjaga kebersamaan dan kebesaran bangsa Indonesia dan Agama Islam. Politik kebangsaan yang menumbuhkembangkan kerukunan, perdamaian, keadilan, ketenteraman dan kesejahteraan dan pemberdayaan dalam bingkai multikulturalisme dan multi keyakinan dengan prinsip kekeluargaan dan persaudaraan.
Politik kebangsaan yang dikembangkan NU tidak bisa dilepaskan dari dunia pesantren. Bahkan ketua umum PBNU, S'aid Aqil Siradj sempat mempopulerkan jargon back to pesantren (kembali ke pesantren). Pesantren merupakan basic pertumbuhan dan perkembangan kultur NU, dan diakui atau tidak, pada dasarnya kebesaran NU lebih pada kekuatan kulturnya daripada strukturnya.
Back to pesantren berarti menumbuhkembangkan kembali pola fikir, pandangan dan cara hidup dunia pesantren yang kental dengan nilai-nilai spiritualitas, moralitas, kebersamaan, keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian penuh hikmah dan kebijaksanaan, dan dari pesantrenlah pendidikan karakter itu terbentuk, jauh hari sebelum mendiknas mencanangkan kurikulum tentang pendidikan karakter. Artinya, pola dakwah dan perjuangan NU harus memegangi spirit dakwah dan jangan terjebak dan terbawa arus globalisasi yang lekat dan sarat dengan nilai-nilai politik praktis para elitis, hedonis yang kental dengan budaya konsumerisme. Karena nampaknya ada pergeseran pola fikir dan gaya hidup sebagian jamaah NU kearah pola elitis, materealis dan jauh dari nilai-nilai kesederhanaan dan keikhlasan.
Pesantren-pesantren dibawah naungan NU, melalui Kiyai, ulama dan santri telah sukses mensinergikan budaya dan agama. Ini terbukti dengan tersebarnya dakwah dan nilai perjuangan NU ke seluruh pelosok, bahkan tersebar ke penjuru nusantara, bahkan mendunia. Pesantrenlah yang menjadi pilar penopang dakwah NU. Moralitas dan misi pesantren bersandar pada citra Ilahi yang menekankan pengabdian dan keikhlasan yang berorientasi pada dimensi esoterik yang bersifat metafisik. Inilah yang seharusnya terus dipegangi NU, baik jam'iyah maupun jamaah.
Dakwah dan politik kebangsaan NU tidak terbatas oleh kepentingan, tempat dan waktu. Dakwah untuk memperjuangkan dan membangun kecerdasan emosional, intelektual, spiritual dan sosial umat dan bangsa demi terciptanya masyarakat yang adil, damai, sejahtera dalam bingkai multikulturalisme Bangsa Indonesia. Jangan sampai NU dan warga Pesantren di manfaatkan oleh sekelompok orang untuk meraih ambisi tertentu.
menyikapi perbedaan Penentuan awal Ramadhan

Menyikapi perbedaan awal Ramadhan
Perbedaan dalam penetapan awal puasa 1 Ramadan 1434 Hijriah hendaknya disikapi secara arif oleh para pimpinan ormas dan umat Islam. Bukankan perbedaan itu adalah rahmat jadi jangan sampai perbedaan ini kita jadikan perbedaan sebagai permusuhan. Bukankah islam ini adalah agama yang cinta damai.
Para ulama’ kita berselisih pendapat di dalam menentukan awal bulan Ramadhan apakah dengan cara melihat bulan langsung (rukyat) yang kebanyakan medode ini di lakukan oleh saudara kita ormas NU atau dengan cara hisab yang dilakukan ormas Muhammadiyah.
I. Pendapat Pertama mengatakan bahwa cara menentukan awal bulan Ramadhan adalah dengan cara melihat bulan secara langsung (rukyat) dan tidak boleh menggunakan hisab. Ini adalah pendapat mayoritas ulama salaf dan khalaf, termasuk di dalamnya Imam Madzhab yang empat (Abu Hanifah, Malik, Syafi’I, dan Ahmad).
Dalil mereka adalah sebagai berikut:
1. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam:
«لَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوُا الْهِلَالَ، وَلَا تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ، فَإِنْ أُغْمِيَ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ» و في رواية: فَإِنْ أُغْمِيَ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ ثَلَاثِينَ»
“Jangan kalian berpuasa sampai kalian melihat hilal, dan jangan berbuka sampai melihatnya lagi, jika bulan tersebut tertutup awan, maka sempurnakan bulan tersebut sampai tiga-puluh.” (HR. Bukhari no. 1906 dan Muslim no. 1080)
2. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam:
«صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ، فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلاَثِينَ»
“Berpuasalah karena kalian melihat bulan, dan berbukalah ketika kalian melihat bulan. Jika bulan tersebut tertutup awan, maka sempurnakanlah bulan Sya’ban menjadi tiga-puluh hari.” (HR. Bukhari no. 1909 dan Muslim no. 1081)
3. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam:
«إِذَا رَأَيْتُمُ الْهِلَالَ فَصُومُوا، وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا»
“Jika kalian melihat hilal (Ramadhan), maka berpuasalah, dan jika kalian melihat hilal ( Syawal), maka berbukalah.” (HR Muslim no. 1081)
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa cara menentukan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat bulan secara langsung. Jika bulan tersebut terhalang oleh awan, hendaknya disempurnakan bilangan bulan hingga tiga puluh hari. Inilah maksud lafadh “faqduru lahu” dalam hadits di atas setelah menjama’ beberapa riwayat yang ada.
II. Pendapat kedua mengatakan bahwa cara menentukan awal bulan Ramadhan dengan menggunakan hisab. Ini adalah pendapat Mutharrif bin Abdullah, Ibnu Suraij, dan Ibnu Qutaibah. Mereka berdalil dengan hadits riwayat muslim di atas ( lihat hadits no 1), hanya saja kelompok ini menafsirkan lafadh ” faqduru lahu ” dengan ilmu hisab. Yaitu jika bulan tersebut tertutup dengan mendung, maka pergunakanlah ilmu hisab.
Dari dua pendapat di atas, maka pendapat yang benar adalah pendapat mayoritas ulama yang mengatakan bahwa untuk menentukan awal bulan Ramadhan dan Syawal adalah dengan cara melihat bulan secara langsung (rukyat). Boleh memakai alat bantu seperti teropong dan lain-lainnya. Demikian pula diperbolehkan menggunakan hitungan hisab, tetapi hanya sebagai pembantu dan penopang dari rukyat.
Selain dalil-dalil yang telah diungkap di atas, ada dalil lain yang menguatkan pendapat mayoritas ulama,yaitu sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam:
«إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ، لاَ نَكْتُبُ وَلاَ نَحْسُبُ، الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا» يَعْنِي مَرَّةً تِسْعَةً وَعِشْرِينَ، وَمَرَّةً ثَلاَثِينَ
“Sesungguhnya kita (umat Islam) adalah umat yang ummi, tidak menulis dan menghitung, bulan itu jumlahnya 29 hari atau 30 hari.”(HR Bukhari no. 1913 dan Muslim no. 1080)
Artinya hadits di atas adalah untuk menentuan awal bulan, umat Islam tidak diwajibkan untuk mempelajari ilmu hisab. Karena Allah telah memberikan cara yang lebih mudah dan bisa dilakukan oleh banyak orang, yaitu rukyat. Ini bukan berarti umat Islam dilarang mempelajari ilmu tersebut, karena Allah swt telah memerintahkan kepada umatnya agar selalu menuntut ilmu pengetahuan selama hal itu membawa maslahat dalam kehidupan manusia ini. Akan tetapi maknanya bahwa ajaran Islam ini mudah dan bisa dicerna oleh semua kalangan, dan bisa dipraktekan oleh semua orang.
Selain itu di dalam ilmu hisab (ilmu falak) telah terjadi perbedaan pendapat yang sangat banyak. Ada yang menetapkan bahwa awal bulan dimulai pada saat terbenam matahari setelah terjadi ijtima’. Sebagian yang lain menetapkan bahwa awal bulan dimulai pada saat terbenam matahari setelah terjadi ijtima’ ditambahkan bahwa pada saat terbenam matahari tersebut, Hilal (bulan) sudah wujud di atas ufuk. Ini sering disebut dengan model ” wujudul hilal.”
Bahkan ada kelompok yang mensyarakatkan wujud bulan di atas ufuk tersebut dengan imkanur rukyat (berdasarkan perkiraan mungkin tidaknya hilal dirukyat). Kelompok yang menggunakan model “imkanu al rukat” inipun berbeda pendapat di dalam menentukan batasannya. Ada yang memegang dengan batasan 2 derajat, ada yang memakai 5 derajat. Dan banyak lagi perbedaan-perbedaan yang tidak mungkin diungkap di sini.
Inilah mengapa umat Islam di Indonesia belum bisa bersatu di dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan Syawal, karena masing-masing dari aliran ilmu hisab (ilmu falak) memegang prinsipnya dan merasa paling benar, sehingga tidak mau mundur sedikitpun demi persatuan umat. Wallahu Musta’an.
Untuk mengurangi perpecahan yang terjadi di kalangan umat Islam dalam menyikapi perbedaan cara menentukan awal bulan tersebut, para ulama menfatwakan bahwa sebaiknya umat Islam mengikuti awal bulan Ramadhan dan Syawal yang telah ditentukan oleh pemerintah dalam negara masing-masing. Untuk negara Indonesia umpamanya, hendaknya seluruh rakyat mengikuti apa yang telah diputuskan pemerintah dalam hal ini Departemen Agama. Itu semua demi maslahat persatuan.
Jumat, 05 Juli 2013
Aku ada
aku di lahirkan
bukan untuk menyakitimu
tapi ku digariskan
tak membahagiakan hidupmu
mungkin ku bajingan
tapi bukan penjahat perang
yang slalu menikam
tanpa belas kasihan
Berusaha tuk menjadi orang benar!!
Dimana saya berpijak di situlah saya akan mengadakan perubahan. dan di tempat itu pula saya bekerja untuk dan karena ALLAH
Kamis, 04 Juli 2013
Hati yG bersih
Hati adalah raja.Ialah pemberi perintah apa yang dilaksanakan oleh setiap tubuh manusia,ia yang menerima hidayah-NYA,dan tidaklah semua amalan menjadi lurus dan benar kecuali bersumber dari hati yang bersih dan sehat.Hati manusia kadang diselubungi oleh kotoran yang disebabkan maksiat yang dilakukan,setiap maksiat membawa kepada kepada dosa dan setiap dosa akan menambah setumpuk titik hitam didalam hati nurani dan akan menjadikan gelap hingga sukar dilihat jalan kebaikan dan kebenaran.Apabila tumpukan hitam itu sudah memenuhi sebagian besar ruangan dalam hati,maka yang benar dilihat salah dan yang salah dipandang benar.Rasulullah bersabda:"ingatlah,dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging.Kalau segumpal daging itu baik,maka akan baiklah seluruh tubuhnya.Tetapi bila rusak,niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya.Segumpal daging itu bernama :qolbu!"(HR.Bukhori dan Muslim) Dan hati ada 3 macam:hati yang hidup,hati yang mati,hati yang sakit.
* Hati yang hidup dan sehat ialah hatinya orang-orang yang beriman,.
* Hati yang mati adalah hatinya orang-orang kafir.
* Adapun hati yang sakit ialah hatinya orang muslim yang banyak maksiat,
1. Hati yang sehat ialah jati yang bersih dari berbagai syahwat yang menyalahi perintah ALLAH.Bebas dari syubhat yang bertentangan dengan arahan ALLah.Mencintai ALLAH DAN RASUL-NYA,mentaati,tunduk dan patuh,bertawakal dan patuh.Bertawakal kepada ALLAH dan mengutamakan mencari keridhaan ALLAH.
2. Hati yang mati,tiada kehidupan didalamnya.Tidak mengenal ALLAH,tidak beribadah kepadaNYA ,tidak peduli kepada RidhoNYA/MURKA-NYA demi menuruti hawa nafsu,.Mencintai bukan karena ALLAH tapi karena nafsunya.Hawa nafsulah pemimpinya,syahwat komandannya,kebodohan sopirnya,dan kelalaian adalah kendaraannya.
3. Hati yang sakit,yaitu sebenarnya hati yang memiliki kehidupan,namun didalamnya tersimpan benih benih penyakit,kadang ia hidup,kadang pula berpenyakit,tergantung ketahanan hatinya.
Keadaan hati yang pertama disebut putih dan memancarkan cahaya keimanan,jika dihadapkandengan fitnah maka ia menolaknya,itulah hati yang didalamnya terdapat pelita cahaya,yaitu hati orang-orang mukmin. Keadaan hati yang kedua disebut juga hati yang tertutup dalam kemasan hitam yaitu hati orang-orang kafir atau juga disebut hati yang terbalik yaitu hati orang-orang munafiq. Keadaan hati yang ketiga bisa menimpa oraang-orang muslim(termasuk diri ini...)yang kurang waspada dalam menjaga kesehatan dan kebersihan hatinya sehingga mudah terkena/dihinggapi penyakit..
Ya ROBB,,HANYA ENGKAULAH YANG MEMEGANG HATIKU,,ENGKAU juga yangg mengetahui isi hati ku bukan aku meminta dari mahluk-MU,karena mereka juga seperti ku,,,hanya padaMU aku mengadu,tetapkan aku pada jalanMU,,,
SEsungguhnya aku sadar aku adalah diantara manusia yang dalam kerugian.Lindungilah aku dan tetapkanlah imanku,YA ALLAH AMPUNKANLAH DOSAKU,,amin ya robbal'alamin,,,,
Rabu, 03 Juli 2013
UNTUKMU
Jiwa yang pucat ketakutan atau jiwa yang berjalan dengan cahaya-MU
Adakah bekas di hati atau sekedar berjalan di tempat tanpa sadar maut semakin dekat
Sebelum semua terjadi mari sambut ramadhan untuk pembelajaran diri
Untuk mengerjakan apa yang turun kedalam kitab-NYA Tanpa banyak pertanyaan apalagi tanpa berkeluh kesah
Untuk sucikan diri karena Tuhan telah berkenan memberikan bulan ramadhan yang penuh berkah ilahi
PELANGI PEMBERDAYAAN
Untukku
Pelangi adalah sebuah kedamaian
Ketujuh warna membaur luruhkan kata BEDA
Menciptakan keindahan yang terkadang terabaikan oleh satu kata SAMA
Indah, tak kan pernah ada
Damai tak kan pernah terasa
Jika hanya ada putih dan hitam
Dan aku, tak mau itu...
Inilah aku...
Yang membawa pelangi dalam tiap mataku
Yang menjadikan BEDA untuk bersatu, bukan beradu
Meski terkadang keterasinganlah yang akan menghampiriku
Meski terkadang keacuhan yang akan mendekatiku
Aku, tak peduli itu...
Sebab pelangi hatiku hanya ada di sini
Di dalam hatiku
POSDAYA BERBASIS MASJID
Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya)
Posdaya adalah forum silahturahmi, komunikasi, advokasi dan wadah kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu.
Maksud :
1. Terselenggarannya upaya pemberdayaan dalam masyarakat.
2. Membantu keluarga tidak mampu melaksanakan fungsi-fungsi keluarga.
3. Mewujudkan keluarga mandiri.
Tujuan Umum 






POSDAYA :
1. Menguatkan fungsi-fungsi keluarga.
2. Mndorong keluarga untuk mampu membangun dirinya, sehingga meningkat kemampuan keluarga dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
3. Mendorong meningkatkan mutu keluarga.
4. Mendorong terpeliharanya infrastuktur sosial berdasarkan kearifan budaya lokal, sehingga memperkuat keutuhan sebagai bangsa Indonesia.
Tujuan Khusus :
1. Mensosialisasikan Posdaya
2. Mengidentifikasi Potensi kelembagaan dan SDM yang mendukung Pembentukan Posdaya.
3. Pembentukan Posdaya ( berbasis : Masjid, PKK, Karang Taruna)
4. Pembuatan SK Kepenguusan Posdaya ( minimal di syahkan oleh Kepala Desa/Kel).
5. Pembuatan Profil Posdaya dan pendampingan/pengisian kegiatan : Pendidikan, Kesehatan, Kewirausahaan, Lingkungan Hidup dan Agama.
6. Pendampingan aktifitas Posdaya ( memperkuat program dan mengembangkan program.
SASARAN
Sasaran Obyek :
1. Kalangan Keluarga muda tidak mampu secara ekonomi.
2. Klangan Keluarga Marjinal ( perkantoran : factor lemahnya akses).
3. Kalangan Keluarga Marjinal ( perdesaan karena factor geografi 3 T : Terpencil, Terpencar, Tertinggal)
Sasaran Subyek :
1. Kepala desa/Lurah, Camat, Bupati/Wali Kota, agar meningkat perhatiannta terhadap keluarga muda yang tidak mampi.
2. Lembaga social masyarakat yang ada (Tim Penggerak PKK, Lembaga Keagamaan, Lembaga Adat, DKM, Karang Taruna dll) Agar meningkat peran dan fungsinya..
Sasaran Program : ( Pendampingan dan Penguatan )
1. Pendidikan :
· Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan.
· Membentuk dan menguatkan PAUD.
· Membantu memecahkan masalah anak yang tidak sekolah/melanjutkan pendidikan ( Wajar Dikdas)
· Program keaksaraan fungsional.
· Pendidikan Luar sekolah (PLS) (Paket A/B/C)
· Pemberantasan Butu huruf/baca tulis Alquran dengan metoda Bil-Hikmah.
2. Kesehatan
· KB.
· Kesehatan Ibu dan Anak.
· Gizi Keluarga
· Posyandu
3. Wirausaha / Ekonomi
· Mendorong peningkatan ekonomi keluarga.
· Ekonomi berbasis keunggulan local.
· Ekonomi kreatif.
4. LingkunganHidup
· Pemanfaatan halaman untuk dijadikan taman gizi dan taman buah.
· Penciptaan lingkungan yang sehat dan bersih.
· Kehidupan bertetangga’
5. Keagamaan dan Budaya
· Mendorong IMTAK dan Budi Pekerti
· Menciptakan keluarga sesuai dengan nilai-nilai budaya sendiri
· Mengembangkan Kearifan Budaya local sebagai SOCIAL CAPITAL
Target :
1. Terbentuk Posdaya
2. Terdapatnya kegiatan pendampingan dan penguatan Posdaya ( Program Pendidikan, Kesehatan, Wirausaha/Ekonomi, Lingkungan Hidup dan Keagamaan dan Budaya).







POSDAYA :
1. Menguatkan fungsi-fungsi keluarga.
2. Mndorong keluarga untuk mampu membangun dirinya, sehingga meningkat kemampuan keluarga dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
3. Mendorong meningkatkan mutu keluarga.
4. Mendorong terpeliharanya infrastuktur sosial berdasarkan kearifan budaya lokal, sehingga memperkuat keutuhan sebagai bangsa Indonesia.
Tujuan Khusus :
1. Mensosialisasikan Posdaya
2. Mengidentifikasi Potensi kelembagaan dan SDM yang mendukung Pembentukan Posdaya.
3. Pembentukan Posdaya ( berbasis : Masjid, PKK, Karang Taruna)
4. Pembuatan SK Kepenguusan Posdaya ( minimal di syahkan oleh Kepala Desa/Kel).
5. Pembuatan Profil Posdaya dan pendampingan/pengisian kegiatan : Pendidikan, Kesehatan, Kewirausahaan, Lingkungan Hidup dan Agama.
6. Pendampingan aktifitas Posdaya ( memperkuat program dan mengembangkan program.
SASARAN
Sasaran Obyek :
1. Kalangan Keluarga muda tidak mampu secara ekonomi.
2. Klangan Keluarga Marjinal ( perkantoran : factor lemahnya akses).
3. Kalangan Keluarga Marjinal ( perdesaan karena factor geografi 3 T : Terpencil, Terpencar, Tertinggal)
Sasaran Subyek :
1. Kepala desa/Lurah, Camat, Bupati/Wali Kota, agar meningkat perhatiannta terhadap keluarga muda yang tidak mampi.
2. Lembaga social masyarakat yang ada (Tim Penggerak PKK, Lembaga Keagamaan, Lembaga Adat, DKM, Karang Taruna dll) Agar meningkat peran dan fungsinya..
Sasaran Program : ( Pendampingan dan Penguatan )
1. Pendidikan :
· Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan.
· Membentuk dan menguatkan PAUD.
· Membantu memecahkan masalah anak yang tidak sekolah/melanjutkan pendidikan ( Wajar Dikdas)
· Program keaksaraan fungsional.
· Pendidikan Luar sekolah (PLS) (Paket A/B/C)
· Pemberantasan Butu huruf/baca tulis Alquran dengan metoda Bil-Hikmah.
2. Kesehatan
· KB.
· Kesehatan Ibu dan Anak.
· Gizi Keluarga
· Posyandu
3. Wirausaha / Ekonomi
· Mendorong peningkatan ekonomi keluarga.
· Ekonomi berbasis keunggulan local.
· Ekonomi kreatif.
4. LingkunganHidup
· Pemanfaatan halaman untuk dijadikan taman gizi dan taman buah.
· Penciptaan lingkungan yang sehat dan bersih.
· Kehidupan bertetangga’
5. Keagamaan dan Budaya
· Mendorong IMTAK dan Budi Pekerti
· Menciptakan keluarga sesuai dengan nilai-nilai budaya sendiri
· Mengembangkan Kearifan Budaya local sebagai SOCIAL CAPITAL
Target :
1. Terbentuk Posdaya
2. Terdapatnya kegiatan pendampingan dan penguatan Posdaya ( Program Pendidikan, Kesehatan, Wirausaha/Ekonomi, Lingkungan Hidup dan Keagamaan dan Budaya).
Langganan:
Komentar (Atom)







































