Penjelasan Pelukis:
• Pengertian Kembang
Pertama-tama “kembang” dalam bahasa jawa juga sama artinya dengan “bunga” yang memiliki makna senang diatas senang atau disebut kebahagiaan (bungah, dalam bahasa jawa)
• Pengertian Panguripan
“Panguripan” berarti “hidup”.
Disini saya ingin menguraikan apa arti dari simbol yang tertanam dalam lukisan. dalam sekilas bermakna “kebahagiaan hidup” untuk menuju hidup bahagia. Sekarang hakikat kebahagiaan itu apa sih? Kebahagiaan itu sendiri muncul dari pengroso yang merasakan adanya rasa. Itu berarti secara ilmu fisika “pengroso” bisa diartikan adanya suatu gerakan atau getaran, dan sesuatu yang bergerak itu berarti hidup. Berarti kebahagiaan sendiri adalah hidup dan “yang maha hidup” tidak lain adalah “Allah” dzat yang maha kuasa memberi kehidupan. Ringkasnya kata ini adalah kehidupan dalam hidup, yang ada dalam prinsip: 1) Sejatinya hidup, b) Gunanya hidup, dan, c) Apa arti hidup itu sendiri.
Sejatinya Hidup
Sejatinya hidup sendiri berarti tuhan Allah yang maha kuasa, dia kuasa didalam menciptakan kehidupan, agar kita tahu bahwa dialah yang maha hidup dan mutlak akan keberadaanya. Sedangkan kita bukanlah apa-apa (hanya ciptaannya)
Gunanya hidup, dan
Guna hidup adalah secara tegas dia mengintruksikan kepada ciptaannya (terutama kita) untuk tunduk dan patuh kepada hukum-huumnya sebagai tanda pengukuhan terhadap keberadaan dan kekuasaannya, yang direalisiasikan dengan menjalankan norma-norma kehidupan dalam ajaran agama untuk mencapai kebahagiaan.
Apa arti hidup itu sendiri
Hidup itu sendiri adalah suatu media yang diciptakan dan diberikan kepada kita semua (alam jagat) untuk memulai, melakukan dan mengahiri suatu kehidupan dari sang maha hidup.
Untuk itu kenapa saya melukiskan dengan gaya kaligrafi huruf hijaiyah yang diwakili sekumpulan bunga-bunga kecil dan tersusun menjadi sebuah kata “Huwa Allah” membentuk gagasan bunga besar dan tunggal adanya.
Adapun menganai makna hijaiyah adalah melambangkan perjalanan kehidupan manusia khususnya yang diciptakan sebagai makhluk sempurna dan terdiri dari tiga puluh (30) huruf yang dalam bahasa arabnya.
“tiga (3) berarti tiga alam dan masa yaitu alam roh, alam dunia yang mencakup kadungan sampai dilahirkan, alam setelah kehidupan (dalam masa yaitu lampau, sekarang, dan akan dating) kemudian titik atau nol (0) berarti manusia itu sendiri.
Maknah dari setiap huruf hija’iyah :
huruf keterangan
Alif
ا Maknah alif disini menurut pendaoat saya (secara pribadi) sebagai simbol bahwa manusia sebetulnya merupakan obyek ciptaan yang utuh dan sempurna dari yang maha sempurna, inilah keberadaan hakikat penciptaan yang maha sempurna dengan dilambangkan 1 (satu) keutuhan alif
Ba’
ب Mempunyai makna bahwa proses kehidupan kita sebelum diletakkan oleh sang maha pencipta dalam rahim itu sebetulnya kita sudah diciptakan dalam arti ada yang mana masih kedudukan dalam wujud ruh didalam genggamannya “ibu masih perawan ayah masih perjaka” tetapi kita sudah ada. Itulah makna titik dibawah huruf ba’(ب).
Ta’
ت Ta’ bermakana dimana setelah pertumuan antara ibu dan bapak dalam suatu perkawinan maka distulah dimuali sebuah proses secara sunnatullah (hukum Allah) bertemunya sel telur sang bapak yang buai oleh indung telur (secara ilmu biologi). Maka titik yang tadinya Cuma satu diluar huruf ba’(ب) menjelma menjadi dua dalam satu ikatan perkawinan dengan posisi sekarang berada dalam huruf
Tsa’
ث Tsa’ bermakna setel;ah melewati waktu dan berjalannya proses pembuaian. Maka Allah mewujudkan dalam satu bentuk janin (orok) yang lemah, kemudian ditiupkanlah ruh suci (ruh kudus) dengan disertai nur Muhammad sebagai ibarat pemegang lisensi (sebab alam jagad ini diadakan karena Allah menciptakan nur Muhammad terlebih dahulu dan apa yang ada di alam jagad raya ini diciptakan dan diambil dari nur Muhammad) kemudian dengan kasih sayangnya masih dilengkapi dengan sifat-sifatnya. Disini titik yang tadinya dua berubah menjadi tiga.
Jim
ج Jim bermakana setelah kejadian diatas, seiring berjalannya waktu, selama kurang lebih sembilan bulan sepuluh hari (biasanya), perubahan janin lebih sempurna menjadi seorang bayi mungildalam perut. Kesempurnaan itu diantaranya sang bayi oleh Allah dibekali akal (untuk berfikir), nafsu keinginan (baik dan buruk) serta hari untuk merasakan (sebagai penyelaras agar supaya kehidupan makhluk ini bisa dikatakan balance), itulah kagungan sang pencipta didalam menciptakan, yang mana titik tiga sebelumnya berubah menjadi satu titik kembali didalam kesempurnaan. (belum termasuk organ-organ utbuh dan tugasnya)
Ha’
ح Ha’ bermakna disini atas izin dan kehendaknya setelah kesempurnaan terjadi maka oleh Allah dilahirkannya dialam dunia ini, maka oleh sebab itu titik yang tadinya ada menjadi tidak ada
Kha’
خ Kha’ mengisyaratkan bahwa telah dilahirkan didalam dunia ini bayi mungil yang masih lemah ini membutuhkan perawatan untuk hidup. Sebab dia masih belum bisa apa-apa, dia hanya bisa menangis sebagai tanda kepada orangtuanya utnuk mengasihinya yang mana Allah memberikan sifat rahmannya kepada sang ibu dan ayah untuk mengasihi, merawat sang bayi. Oleh karena itu keberadaan titik sekarang berada diatas huruf (sebagai simbol dalam asuhan)
Dal
د Setelah dalam kurun waktu dimasa pengasuhan, sang bayi mulai berkembang dan tumbuh lebih (yang tadinya fungsi mata belum optimal maka sekarang dia sudah bisa melihat benda dan gerakan yang ada didepannya) namun masih bersifat terbatas. Oleh karena itu disimbolkan dalam bentuk huruf kecil
Dzal
ذ Ditingkat kesembilan ini bayi yang tadinya belum bisa apa-apa dan hanya dalam keterbatasan sekarang mulai tumbuh menjadi seorang anak kecil yang sedikit mulai bisa berfikir, merasakan dan mempunyai keinginan. Dengan dilambangkan munculnya titik sati di atas huruf (tetapi masih bersifat terbatas)
Ra’
ر Disini pertumbuhan sang anak lebih sedikit kreatif dibanding sebelumnya, dimulai tahu lingkungan disekitarnya dan mulai belajar beradaptasi. Dilambangkan dengan adanya lengkungan dibawah huruf
Za’
ز Disini anak menurut perkembangannya sudah tidak hanya kreatif dan beradaptasi tetapi sudah bisa mengapresiasikan rasa emosionalnya terhadap lingkungan sekitarnya. Dia sudah bisa berfikir, merasakan kesedihan atau kesenangan, dan mempunyai keinginan yang lebih maju. (oleh karena itu dilambangkan dalam bentuk tambahan satu titik di atas huruf)
Sin
س Dari anak bergeser pada masa dewasa atau remaja yang mana dia lebih mengarah pada pencarian jati dirinya, karena masa-masa seperti ini masih dibilang labil atau belum stabil dalam menentukan kehidupannya (disini dilambangkan dengan bentuk huruf yang lebih)
Syin
ش Pada urutan disini manusia yang tadinya pada tingkat remaja sekarang lebih dewasa lagi karena dia sekarang sdah bisa melakukan segalanya, tergantung manusia itu sendiri. Dikarenakan tingkat pemikiran, pemahaman, perasaan, dan keinginan lebih kompleks (dengan tiga titik diatasnya)
Shot
ص Setelah melewati masa-masa kedewasaan dengan seiring berjalanya kehidupan maka grafik yang tadinya dari bawah terus naik menjadi sedikit turun dikarenakan factor usia atau umur, dia akan sedikit dinamis dalam kehidupan. Untuk melanjutkan kehidupan kejenjang berikutnya (dengan lambang huruf lebih dinamis)
Dhot
ض Dalam fase ini manusia, grafik kehidupanya sedikit naik lagi disebabkan factor kedewasaan dan lingkungan, karena yang tadinya dia memikirkan diri sendiri sekarang lebih keluar, yaitu memikirkan lingkungan dan dia tergerak untuk mewujudkannya. (dengan tanda satu titik diatas huruf) karena dia sadar bahwa manusi diciptakan sebagai makhluk sosial
Tho’
ط Dalam posisi ini manusia tidak hanya memikirkan tetapi lebih mengarah pada mewujudkan apa yang difikirkan untuk lingkungannya (disimbolkan dengan huruf yang lebih tegas)
Dzo’
ظ Setelah berfikir dan mewujudkan maka berikutnya manusia dituntut untuk memelihara agar kehidupan ini bisa berjalan dengan sesuai kehendaknya (dengan adanya satu titik diatas huruf)
‘Ain
ع Dalam fase ini manusia akan lebih naik lagi derajatnya dengan adanya tuntutan memelihara tadi untuk mencari dan menggalih cara (ilmu pengetahuan), sebab tanpa ilmu, mustahil bisa melakukan segala hal, dan Allah sendiri memiliki sifat ‘alimun (dilambangkan dengan huruf yang lebih bersifat)
Gohin
غ Setelah manusia mendapatkan apa yang dikehendaki berupa ilmu pengetahuan maka manusia yang baik akan tahu begitu besarnya kekuasaan Allah dalam menyediakan ilmu pengetahuan dan betapa berharganya didalam kehidupan, kemudian dia akan berhati-hati dalam melangkah (terdapat titik)
Fa’
ف Disini manusia lebih merendahkan diri sebab dia tahu bahwa yang maha kuasa dan yang mempunyai ilmu pengetahuan hanya Allah, kita hanya mahluk ciptaannya yang lemah, yang hanya mendapat titipan akal untuk berfikir maka bijaksanalah manusia yang seperti ini (oleh karena posisi huruf lebih rendah)
Qof
ق Dalam kebijaksanaan manusia kan terus menggali apa yang tersirat dalam misteri hidup ini, maka perubahan akan terus terjadi sebanding dari bobot ilmu pengetahuan yang ia peroleh dari menguak dari ilmu pengetahuan Allah (sang khaliq) terdapat tambahan titik diatas huruf
Kaf
ك Setelah manusia sadar akan semuanya itu, maka dia akan menjadi manusia yang penuh dengan kasih saying terhadap apa yang ada disekitarnya. Dia kan lebih peka dengan kejadian-kejadian disekitarnya, sebab sekarang dia berjalan dengan perasaan dan hati sebagai penuntun hidupnya bukan lagi akal dan nafsu dia merasa bagian dari kehidupan maka titik yang tadinya selalu ada sekarang menjadi lain didalam huruf
Lam
ل Memasuki fase ini manusia akan sedikit melepaskan beban yang ada dalam kehidupannya karena mungkin factor usia dan semakin bijaksanya dia kan memilih kehidupan yang lebih damai, tenang dan selalu senantiasa mendekatkan diri kepada sang pencipta (oleh karena itu tanda yang tadinya ada sekarang hilang dan hanya satu tegak dengan lengkungan)
Mim م Seiring proses perjalanan hidup manusia maka disini dia akan semakin kedalam didalam memahami arti hidup dan kehidupan, dia merasa nyaman ditaman keindahan rasa yang tidak dituliskan, diungkapkan dengan kata-kata maupun dilukiskan, dia hanya bisa bersyukur dan memohon ampun dalam keagungan dan kebesarannya (huruf kecil dan sifat turun)
Nun
ن Dalam fase ini Allah menganugerahkan manisnya iman sebagai hadiah kepada manusia dalam ketaqwaannya yang hanya diberikan kepada manusia yang benar-benar taqwa. Disini dia hanya bersifat nerimo tidak lebih dari itu. Oleh karena itu ditambahkan dengan titik keimanan didalam huruf
Wawu
و Dalam kedudukan ini dia semakin merunduk seperti padi, dia tidak pongah, sombong dan sebaginya. Sebab dia faham manusia itu tidak patut untuk menyombongkan diri, yang berhak menyombongkan diri hanya Allah mutlaq adanya. Karena kesombongan pada manusia adalah sumber bencana dan kehancuran dan itu tidak akan bisa mengantarkan kita kepada sang pencipta jika masih terdapat bibit-bibit kesombongan (kedudukan huruf lebih bermakna)
Ha’
هـ Pada tingkatan ini, kembali manusia mengapresiasikan kepada lingkungan sebagai hasil yang ia dapat dari perjalanannya. Disini lebih bersifat halus dalam menyampaikan pesan, mengingatkan dan mengajak dan cenderung mengaah kepada kebaikan (huruf lebih bersifat)
Lam-alif
لا Pada posisi ini, pada saat-saat menjelang akhir manusia hanya menikmati kahidupannya dengan kenikmatan batin yang diperoleh dari sang khaliq. Dia akan semakin mendekatkan diri kepada penciptanya dan semua kejadia akan dikembalikan kepadanya, juga sebab, dating dan perginya dialam ini hanya anugerahnya (huruf lebih bermakna)
Hamzah
ء Pada posisi ini manusia akan melepas semua kesibukan dunia dan lebih dalam urusan persiapan kembali menghadap penciptanya, dikarenakan factor usia yang sudah lanjut dan badan yang mualai rapuh, dia sadar bahwa dirinya kembali seperti semasa anak-anak (huruf lebih mengecil)
Ya’
ي Dan akhirnya dalam tingkatan ini manusia kembali dalam tidur panjangnya dikaharibaan illahi rabbi, dengan mengendarai dua kendaraan yaitu iman dan amal shaleh berupa kebaikan-kebaikan yang ditinggalkan (huruf akhirnya posisi tidur dengan dua titik dibawa)
Dan huruf hijaiyah ini kemudia oleh penulis dirangkai menjadi kalimat “huwa Allahu’(هُوَاللّه) dengan warna hijau yang bermakna perjalanan, namun ditengah-tengah perjalanan kehidupan muncul bayangan tokoh-tokoh pewayangan antara lain: Krisna, Narodho, Hanoman, dan Ponokawan (Smear, Gareng, Petruk, Bagong) yang mempunyai pesan yaitu:
• Ponokawan : Berarti pelayan atau rakyat kecil (abdi)
• Hanoman : (kera putih) anak muda, atau pemuda (tokoh muda) dengan
padepokannya yang bernama “kendali sodo” yang artinya
“kendali” itu mengendalikan dan “sodo” memiliki arti
“petuntuk”
• Krisno : tokoh pemegang sekenario atau sutradara dengan pusaka
cakranya
• Narodho : sang pemberi putusan terhadap suatu kajadian atau peristiwa
Jadi arti globalnya: seorang pemuda dari kalangan rakyat jelatapun seyogyanya mempunyai prinsip sebagai petunjuk melangkah kedepan untuk bersiap menerima konsep hidup sebagai alat untuk memutuskan suatu permaslahan hidup (pesan kepemimpinan kita).
Adapun dari segi hewani, pada lukisan ini dimunculkan bayangan kepala singan dan harimau, keduanya sama etapi bedan yaitu: Singa melambangkan keperibadian seorang tokoh yang berwibawa dan kharismatik, sedangkan harimau melambangkan keberanian dan ketegasan
Bayangan cahaya yang berbentuk dari kumpulan malaikat mengisyaratkan bahwa kita hidup tidak lepas dari pendamping untuk kepentingan kita yang oleh Allah disediakan untuk kita, namun bersifat Ghaib.
RINGKASAN
Lukisan ini saya buat untuk mengingatkan pada kita semua baik secara peribadi maupun secara universal. Agar supaya kita selalu ingat akan jati diri kita sebagai manusia yang oleh Allah dijadikan khalifah dimuka bumi dan alam semesta
Wassalam- terima kasih
ASEP SURYAMAN CAHYO SAPUTRO
Dewan Presidensium Perkumpulan Santri nDugal